
Surabaya, Fakta Indonesia–Dewan Masjid Indonesia (DMI) diharapkan perkuat dakwah bil mal sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid. Hal itu disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dalam pembukaan Musyawarah Wilayah (Musywil) VIII PW DMI Jawa Timur yang berlangsung di Hotel Aria Centra, Surabaya.
Khofifah menekankan pentingnya menjadikan masjid sebagai pusat kesejahteraan umat. “Saya berharap kegiatan Dewan Masjid akan memberikan penguatan pada program penyejahteraan, pemakmuran. Ya masjidnya, ya jamaahnya,” ujarnya.
Khofifah menyebut bahwa dakwah bil lisan dan dakwah bil hal telah berjalan dengan baik. Kini saatnya memperkuat dakwah bil mal, yaitu dakwah dengan pemberdayaan harta benda untuk kemaslahatan umat.
“Program-program pendekatan, kemakmuran, penyejahteraan itu yang saya minta tolong menjadi program prioritas,” tambahnya.
Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat DMI, Dr. H. Rahmat Hidayat, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan program pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid. Salah satu inovasi yang digagas adalah program Rumah Wirausaha Masjid.
“Program ini sudah dimulai dalam bentuk piloting dan akan diekskalasi ke seluruh wilayah Indonesia,” ujar Rahmat Hidayat. Ia menegaskan bahwa ekosistem kemasjidan harus melibatkan pengurus, pengelola, pendiri, dan jamaah.
Menurut Rahmat, pemberdayaan ekonomi melalui masjid akan menjadikan jamaah dan masyarakat sekitar lebih makmur, sehingga masjid tidak hanya makmur secara fisik, tetapi juga secara sosial.
“Dakwah bil hal tetap jalan, dakwah bil lisan diperkuat, dan dakwah bil mal harus dimasifkan,” tegasnya. Ia juga menyampaikan harapan agar mustahik dapat ditransformasi menjadi muzzaki.
Rahmat menambahkan bahwa penguatan ekonomi umat akan memperkuat ketahanan akidah dan ekonomi masyarakat. “Keberadaan masjid harus memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat dan bangsa Indonesia,” pungkasnya.